Letusan gunung merapi dan penyebaran abu vulkanik belum memberikan tanda-tanda akan berhenti dalam waktu dekat. Sejumlah maskapai asing mengurungkan atau menunda penerbangan mereka ke Indonesia.
Lewat keterangan resminya, Cathay Pacific Airways sempat mengumumkan bahwa mereka menunda jadwal penerbangan dari dan ke Jakarta. Alasannya, menghindari gangguan akibat abu letusan gunung Merapi yang menyebar di udara.
Qantas Airways, meski belum menyatakan akan membatalkan penerbangan mereka, terus memantau situasi terkait. Khususnya karena mereka memiliki sejumlah jadwal penerbangan ke Jakarta.
Sejak Sabtu, 6 November 2010, tercatat 16 maskapai yakni Eva Air, Emirates, Singapore Airlines, Value Air, Japan Air Lines, Malaysia Airlines, Lufthansa, Air Asia, Brunei Airlines, China Southern Airlines, Qatar Airways, KLM, China Airlines, Etihad Airways, Korean, Air, Tiger Airways membatalkan penerbangan ke bandara Soekarno-Hatta.
Secara total, ada 46 penerbangan yang dibatalkan. Dampaknya, pembatalan sejumlah penerbangan tersebut mengacaukan jadwal bepergian para penumpang. Mereka yang membeli tiket dengan harga standar, biasanya diberi kesempatan oleh maskapai untuk mengatur ulang waktu keberangkatan di lain hari.
Yang jadi masalah, mereka yang bepergian menggunakan tiket promosi. “Kalau tiketnya harga promosi, ya hangus. Tidak ada kompensasi. Tidak bisa diuangkan atau mengubah waktu penerbangan,” ucap Slamet Riyadi, petugas Office in Charge (OIC) bandara Soekarno-Hatta, pada VIVAnews.
Terkait keputusan beberapa maskapai penerbangan yang memutuskan untuk membatalkan penerbangan, menurut Herry Bakti, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, para maskapai itu mengambil keputusan berdasarkan notice yang dikeluarkan pihak otorita penerbangan Australia mengenai debu Merapi.
“Itu karena ada informasi dari Australia yang mengeluarkan Ashtam (peringatan kepada airlines soal debu vulkanik),” ucap Herry pada keterangan resminya, 7 November 2010.
Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan bahwa debu vulkanik yang dari Gunung Merapi itu sudah ke arah Barat dan sudah mendekati Jakarta. “Itulah dasar para airlines untuk memutuskan membatalkan penerbangan,” ucap Herry.
Soekarno-Hatta Aman Meski ada peringatan dari pemerintah Australia, Menteri Perhubungan Freddy Numberi menyebutkan bahwa bandara Soekarno-Hatta aman. “Sampai saat ini, bandara Soetta tidak terkena dampak dari hujan abu tersebut,” ucap Freddy, pada kesempatan yang sama.
Bersama dengan BMKG dan Badan Vulkanologi dari Kementerian ESDM, Departemen Perhubungan terus memonitor pergerakan awan panas serta debu vulakanik.
“Debu dan awan panas memang mengarah ke barat tetapi belok ke laut Hindia,” kata Freddy. “Pemerintah juga telah membuat klarifikasi bahwa bandara Soekarno-Hatta aman dari aktivitas vulkanik Gunung Merapi dan aman untuk penerbangan,” ucapnya.
Dirjen Herry Bakti menegaskan, pihaknya juga sudah memberikan klarifikasi kepada berbagai maskapai penerbangan bahwa pihak Indonesia juga menerima informasi dari Australia tersebut. Namun, data itu kemudian digabungkan dengan informasi Badan Metereologi dan Pusat Vulkanologi yang melihat arah angin yang membawa debu vulkanik tersebut.
“Sejauh ini, otorita perhubungan udara Indonesia baru menutup dua bandara yaitu bandara Adisutjipto di Yogyakarta dan bandara Adisumarmo di Solo,” ucapnya.
Setelah mendapatkan konfirmasi bahwa Jakarta aman, Cathay Pacific Airways kembali menggelar layanan penerbangan dari dan ke Jakarta, pada Minggu, 7 November sore ini. Dua penerbangan yang dijadwalkan berangkat dari Hongkong ke Jakarta akan beroperasi dengan normal.
Penerbangan yang sebelumnya dibatalkan pada Sabtu kemarin, akan kembali digelar untuk membantu para pelancong yang akan berangkat ke Jakarta. Dari Jakarta ke Hong Kong, penerbangan yang dibatalkan juga akan dipulihkan dan akan berangkat Minggu, malam ini. Singapore Airlines juga kembali membuka jadwal penerbangannya yang sempat dibatalkan karena gangguan letusan Gunung Merapi. Seluruh penerbangan dari dan menuju Jakarta sudah kembali normal mulai Minggu.
Emirates, yang membatalkan dua penerbangan mereka dari Dubai ke Jakarta belum mengonfirmasikan apakah mereka akan kembali menggelar penerbangan tersebut dan menyatakan akan memonitor situasi serta mengumumkan update bila ada perubahan. “Seluruh penumpang yang terimbas penundaan tersebut akan mendapatkan fasilitas berupa akomodasi hotel di Dubai,” sebut juru bicara maskapai tersebut.
Akan tetapi, maskapai penerbangan lain seperti AirAsia tetap memutuskan untuk meniadakan penerbangan. Bukan ke Jakarta, melainkan untuk rute Bandung – Medan – Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur – Medan – Bandung. Khususnya untuk jadwal penerbangan Minggu, 7 November 2010.
Obama Batal?
Dalam lawatannya ke Asia, Presiden AS Barack Obama juga memiliki jadwal untuk singgah di Indonesia. Akan tetapi, kunjungan tersebut terancam batal, menyusul kekhawatiran abu vulkanik dari letusan Merapi dapat mengganggu penerbangan.
Sebagai informasi, Obama dijadwalkan akan mengunjungi Indonesia pada 9-10 November mendatang. Namun demikian, Paul Belmont, juru bicara Kedutaan Besar Amerika di Indonesia mengatakan, pembatalan masih belum dibicarakan.
Belmont mengilustrasikan, situasi yang dapat membuat Obama membatalkan kunjungannya adalah jika debu Merapi sudah seperti meletusnya gunung Eyjafjallajokul di Islandia Mei lalu. “Ketika itu, debu Vulkanik sangat tebal sehingga mustahil ada pesawat yang dapat melaluinya,” ucap Belmont.
Jika situasinya menjadi parah seperti yang terjadi di Eropa beberapa waktu lalu, kata Belmont, maka pihaknya akan menanggapinya dengan serius.
Seperti diketahui, Obama telah dua kali membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Pertama, Maret lalu saat memperjuangkan UU Reformasi Kesehatan yang digagasnya. Kedua, pada Juni lalu saat terjadinya kebocoran sumur minyak milik perusahaan Inggris, BP, di Teluk Meksiko.
(hs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar